selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Pemikiran Filsafat di Timur

Filsafat India

India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Filsafat india berkembang menjadi satu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamtan akhirat. Filsafat India terbagi menjadi lima zaman, yaitu:

Zaman Weda (1500-600 SM).

Zaman ini diisi oleh peradaban bangsa Arya. Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat yang berupa antera-mantera dan pujian keagamaan.

Zaman Wiracarita (600-200SM)

Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide pemikiran filsafat tersebut muncul berupa tulisan tentang kepahlawanan dan hubungan manusia dengan dewa.

Zaman Sastra Sutra (200 SM-1400 M)

Zaman ini diisi oleh semakin banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat.

Zaman kemunduran (1400-1800 M)

Zaman ini diisi oleh pemikiran filsafat yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang lampau.

Zaman Pembaharuan (1800-1950 M)

Zaman ini diisi oleh kebangkitan pemikiran filsafat India.


Filsafat Tiongkok

Filsafat tiongkok dapat dikatakan hidup di dalam kebudayaan Tiongkok. Hal ini disebabkan, karena pemikiran filsafat selalu diberikan dalam setiap jenjang pendidikan.

Latar belakang filsafat Tiongkok

Banyak aspek yang melatarbelakangi pemikiran filsafat Tiongkok, seperti aspek geografis, ekonomi, sikap terhadap alam, sistem kekerabatan dan lainnya. Akar atau sumber alam pikiran rakyat Tiongkok adalah Toisme (menitikberatkan pada hal yang sifatnya naturalistik) dan Confuciasme (menitikberatkan pada organisasi sosial dan menekankan kepada tanggung jawab manusia terhadap masyarakat).

Sentuhan dengan filsafat barat

Orang barat menamakan Tiongkok sebagai negeri Timur Jauh. Sebaliknya orang Tiongkok menganggap kebudayaan lain adalah salah atau tidak setinggi dengan kebudayaan yang dimiliknya. Banyak kehidupan sejarah Tiongkok yang berkaitan dengan filsafat Barat, seperti pada akhir Dinasti Ming banyak pelajar Tiongkok yang mengagumi matematika dan astronomi, yang dibawa dari Barat oleh kaum Misionaris Kristen sehingga banyak pelajar yang masuk menjadi Misionaris. Sampai sekarang, sentuhan Barat yang telah membekas adalah adanya studi filsafat Tiongkok.

Aliran pemikiran filsafat di Tiongkok

a. Confusianisme

Confusianisme dipelopori oleh K’ung Fu Tzu lahir di Shantung. Pemikirannya adalah mengenai ritual dan harus menguasai aspek keagamaan dan sosial.

b. Taoisme

Pendiri Taoisme adalah Lao Tze lahir tahun 604 M. Pemikirannya adalah orang hendaknya memberikan kasih sayangnya tidak terbatas pada para anggota keluarganya saja, tetapi harus pada seluruh anggota keluarga yang lain. Kalau kita sayang kepada orang lain, maka orang lain akan sayang kepada kita, dan kita tidak perlu takut akan kejahatan orang lain.


Filsafat Islam

Islam dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad. Para ahli pikir Islam berpikir secara sistematis dan analitis secara kritis sehingga lahirlah para filsuf Islam yang mempunyai kemampuan tinggi karena kebijaksanaanya. Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam pemikiran berikut :

a. Para ahli pikir Islam berusaha menyusun sebuah sistem yang disesuaikan dengan ajaran Islam.

b. Para ulama menggunakan metode rasional dalam meyelesaikan soal-soal ketauhidan.

Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa perbedaan :

a. Persoalan tentang Zat Tuhan yang tidak dapat diraba, dirasa, dan dipikirkan.

b. Perbedaan cara berpikir.

c. Perbedaan orientasi dan tujuan hidup.

d. Perasaan “asabiyah”, keyakinan yang buta atas dasar suatu pendirian walaupun diyakini tidak benar lagi.

Lahirnya filsafat Islam ditandai dengan sifat khas orang-orang Arab yang saat itu hidup mengembara bergeser pada proses urbanisasi, setelah mendapat kemapanan, mereka mengalami proses akulturasi penguasaan ilmu. Puncak akulturasi ini mencapai puncaknya dengan didirikannya lembaga pengajaran, penterjemahan, dan perpustakaan.

Pembagian aliran pemikiran filsafat Islam

1. Periode Mu’tazilah (abad ke-8 sampai ke-12)

Teologi rasional yang berkembang di Baghdad dan Basrah.

2. Periode Filsafat pertama (abad ke-8 sampai k eke-11)

Periode ini memakai sistem pemikiran yang dipakai para ahli pikir Islam yang bersandar pada pemikiran Hellenisme.

3. Periode Kalam Asy’ari (abad ke-9 sampai ke-11)

Periode ini berpusat di Baghdad. Aliran pemikiran ini mengacu pada sistem Elia (Atomistis).


Filsafat Indonesia

Pandangan hidup dan sistem pemikiran Indonesia tidak sama dengan pandangan hidup sistem pemikiran bangsa di Negara lainnya. Pemikiran filsafat Indonesia adalah suatu pemikiran filsafat yang diperuntukkan dalam atau sebagai landasan hidup bangsa Indonesia.

Sistem pandangan hidup yang di dalamnya terdapat keselarasan dan keharmonisan antara hakikat pribadi manusia Indonesia dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan. Suatu pemikiran filsafat yang implementasinya sebagai suatu pandangan hidup bagi setiap orang Indonesia mempunyai peranan yang penting, yaitu apabila seseorang tidak mempunyai pandangan hidup niscaya hidupnya tidak mengarah. Bagi bangsa Indonesia tidaklah demikian, karena manusia-manusia Indonesia mempunyai kedudukan sebagai makhluk Tuhan. Karena hidup ini tidak hanya diperuntukkan di dunia tetapi juga di akhirat. Jadi pandangan hidup Indonesia mempunyai dimensi yang berakar keselarasan atau keharmonisan dengan hakikat kedudukan kodrat manusia, yang implementasinya berupa asas kekeluargaan dan kehidupan yang diridai Tuhan.

Pandangan hidup Indonesia 

Pandangan hidup yang sesuai dengan manusia Indonesia adalah suatu pandangan hidup yang berasal dari akar hikmat yang terkandung dalam khasanah budaya Indonesia. Budaya merupakan esensi filsafat bangsa Indonesia. Karena budaya tersebut sebagai hasil perkembangan rohaniah dan intelektual bangsa. Setelah terbebas dari penjajahan, setapak demi setapak bangsa Indonesia mengupayakan untuk mengembangkan kepribadian dan memantapkan kebudayaan nasional yang terbentuk dari kebudayaan-kebudayaan daerah, sehingga kepribadian dan kebudayaan nasional terbentuk lewat kepribadian atau kebudayaan lokal. 

Bentuk filsafat Indonesia terdiri dari lima sila berikut :

Sila I         : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila II        : Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sila III      : Persatuan Indonesia.

Sila IV      : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sila V        : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sila di atas juga disebut lima dasar sebagai suatu totalitas, merupakan suatu kebulatan atunggal, yang setiap sila-silanya selalu harus mengandung keempat sila yang lainnya. Setiap sila tidak boleh dipertentangkan terhadapsila yang lain karena di antara sila-sila itu memang tidak terdapat hal-hal yang bertentangan.

: