selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Konsep Dasar Keterampilan Membaca


HAKIKAT MEMBACA

Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Membaca bahkan merupakan sumber pengetahuan dan bagian yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Hal ini senada dengan sebuah pernyataan yang menyatakan, bahwa “Membaca merupakan esensi dasar pengetahuan manusia, kemudain membentuk ilmu, pengetahuan, dam peradaban manusia.

Membaca sebagai proses mencari informasi yang kemudian diolah menjadi ilmu pengetahuan dengan melibatkan untuk penalaran. Olehkarena itu, membaca adalah sebuah aktivitas yang membangun dan mengembangkan keterampilan.

Selain itu membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh para pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahan tulis.

Pengertian Membaca Menurut Para Tokoh :

  1. Membaca merupakan proses pengembangan keterampilan, dimulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragrapf-paragraf yang terdapat dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif dalam keseluruhan isi bacaan (Somadayo, 2011:5).
  2. Membaca merupakan suatu proses untuk dapat memetik serta memahami isi bacaan dalam arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (Bonomo, 1973:119).
  3. Membaca pada dasarnya adalah suatu proses membangun pemahaman terhadap wacana tulis (Syafi’ie, 1999: 35).
  4. Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang digunakan dalam berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang juga digunakan dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis (Anderson, 1972: 211).
  5. Membaca adalah salah satu bagian dari keempat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon 1987: 5).

ELEMEN-ELEMEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEMBACA

  1. Pembaca
  2. Penulis
  3. Isi (pesan)
  4. Teks
  5. Kinerja Pembaca

KEMAMPUAN KOGNITIF YANG TERLIBAT DALAM MEMBACA

Membaca merupakan aktifitas yang melibatkan sejumlah kerja kognitif. Menurut Resnick membaca merupakan aktifitas yang melibatkan proses-proses seperti melihat, memperhatikan, memanggil ingatan tentang kata dan huruf, memahami arti, menyerap dan mengolah isi bacaan, menyimpannya, dan bahkan memanggil kembali ingatannya itu untuk suatu keperluan.

Spache dan Spache (Petty dan Jensen, 1980) menyebut aktifitas membaca sebagai suatu proses yang sangat kompleks, karena melibatkan proses-proses yang bersifat fisik maupun psikis.

Menurut Siu (1986) membaca merupakan aktifitas bertujuan yang membutuhkan pengaturan kemampuan kognisi seperti pengertian lambang dan pemahaman.

Sementara itu Anderson dan Pearson (Sumaryono, 1991) menyatakan bahwa aktivitas membaca menuntut pelakunya untuk membuat kesimpulan-kesimpulan dengan mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya telah dimilikinya.

Para ahli sepakat bahwa pemahaman bacaan merupakan suatu kerja kognitif yang sangat kompleks. Ellis dkk (1997) menyebut pemahaman bacaan sebagai kerja kognitif yang melibatkan seperangkat proses kompleks, meliputi pengolahan konsep-konsep didalam memori yang sedang bekerja, membuat kesimpulan-kesimpulan, serta skematisasi intisari bacaan.


ASPEK-ASPEK MEMBACA

1. Keterampilan yang Bersifat Mekanis

Keterampilan yang bersifat mekanis dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup :

  • Pengenalan bentuk huruf.
  • Pengenalan unsur-unsur linguistik.
  • Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi.
  • Kecepatan membaca ke taraf lambat.

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan yang bersifat mekanis aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring dan bersuara.

2. Keterampilan yang Bersifat Pemahaman

Keterampilan yang bersifat pemahaman dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup :

  • Memahami pengertian sederhana.
  • Memahami signifikasi atau makna.
  • Evaluasi atau penilaian.
  • Kecepatan membaca yang fleksibel.

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan yang bersifat pemahaman aktivitas yang paling sesuai adalah membaca dalam hati.


TAHAP MEMBACA

  1. Tahap Prabaca, merupakan tahap berlangsungnya dua proses kognitif, yaitu proses pengaktifan dan pemusatan. Proses pengaktifan mengacu pada proses pengerahan dan penataan pengetahuan pembaca yang relevan dengan topic. Pemusatan adalah kegiatan penetapan tujuan membaca.
  2. Tahap Saat Baca, merupakan tahap berlangsungnya proses seleksi dan organisasi. Pada tahap seleksi, pembaca mengidentifikasi informasi dalam teks yang disesuaikan dengan tujuan membaca.
  3. Tahap Pascabaca, pada tahapan ini pembaca mengorganisasikan informasi yang terdapat dalam teks, mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan informasi baru yang terdapat dalam teks, mengevaluasi kegiatan membaca dan menerapkan pengetahuan yang baru mereka tersebut.


TINGKATAN MEMBACA

  1. Membaca Tingkat Dasar, nama lainnya adalah membaca tingkat permulaan. Ketika seseorang telah memguasai tingkat ini, dia akan beralih dari orang yang buta huruf menjadi orang yang sedikitnya melek huruf.
  2. Membaca Secara Cepat dan Sistematis, tingkat ini ditandai dengan penekanan khusus pada waktu.
  3. Membaca Secara Analitis, tingkat ini juga lebih sistematis dibandingkan dengan kedua tingkat membaca yang telah dibahas sejauh ini. Membaca analitis adalah membaca menyeluruh, lengkap, atau membaca dengan baik.
  4. Membaca Secara Sintopikal, jenis membaca ini yang paling kompleks dan sistematik. Nama lain membaca tahap ini adalah membaca komparatif.  Membaca secara sintopikal adalah aktivitas  membaca yang paling aktif dan penuh upaya.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS (FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL)

1. Faktor Internal

  • Faktor Fisiologis

Faktor Fisiologis ini meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, jenis kelamin dan kelelahan. Keterbatasan Neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam membaca.Kesehatan fisik yang dibicarakan misalnya Kesehatan alat berbicara, penglihatan, dan pendengaran. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi siswa untuk belajar, khususnta belajar membaca.

  • Faktor Intelektual

Intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesusuai tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap llingkungan. Namun secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam mmebaca. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga ikut mempengaruhi kemampuan membaca anak.

  • Faktor Psikologis

Faktor ini meliputi tiga hal yaitu motivasi, minat, dan kematangan social, emosi dan penyesuaian diri.

1) Motivasi 

Motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi belajar mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa.

2) Minat 

Minat dapat menunujukkan kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri.

2. Faktor Eksternal

  • Latar belakang sosial ekonomi keluarga

Karena penghasilan orangtua terbatas, maka dari itu bacaan yang akan diperoleh diperoleh tidak mudah karena adanya keterbatasan tersebut. Kadang orang dengan keterbatasan ekonomi akan berpikir dua kali untuk membeli buku, lebih bai membeli pakaian daripada membeli buku.

  • Suasana lingkungan dan waktu

Membaca di tempat yang tenang dan nyaman tentu mendukung dan memudahkan sesorang untuk memahami isi sebuah bacaan. Namun sebaliknya, membaca di tempat yang berisik, gaduh dan ramai membuat seseorang sulit untuk memahami isi sebuah bacaan.

  • Teks

Ada beberapa yang mendukung faktor teks, yaitu:
(1) Kata-kata yang tidak mengatahui artinya
(2) Kalimat Panjang
(3) Tingkat keterbacaan
(4) Terlalu banyak kata kata asing
(5) Struktur teks yang tidak sistematis
(6) Bacaan yang tidak sesuai dengan keahlian seseorang
  • Masih kuatnya budaya lisan
Kuatnya budaya lisan yang terjadi di sekitar kita membuat seseorang kesulitan dalam memahami isi bacaan.  
  • Kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya media Televisi)

Ada satu subindikator yang termasuk dalam indikator kuatnya pengaruh media elektronik, yakni jika televisi menarik kegiatan membaca mahasiswa ditinggalkan terlebih dahulu untuk menonton televisi. Hal tersebut dikarenakan ada pemahaman berbeda antara yang sudah kita pahami sebelumnya dengan yang sebenarnya. misalnya kata-kata baku dengan kata-kata yang sudah biasa kita ucapkan.


SUMBER REFERENSI
  1. Adler, Mortimer dan Charles van Doren. 2015. How to Read a Book Seni Membaca dan Memahami Bersgam Jenis Bacaan. Terjemahan: Lala Herawati. Bandung: Nuansa Cendekia.
  2. Ampuni Sutarimah. 1998. Proses Kognitif Dalam Pemahaman Bacaan. Buletin Psikologi, (6)2.
  3. Anggraeni, Sri Wulan dan Yayan Alpian. 2020. Membaca Permulaan Dengan Teams Games Tournament (TGT). Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media.
  4. Basuki. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Membaca dengan Pelabelan Objek Sekitar (POS) Untuk MuridbTamanNKanak-Kanak. Sleman: Deepublish CV. Budi Utama.
  5. Christina. 2019. Mengajar Membaca Itu Mudah. Yogyakarta: CV. Alaf Media.
  6. Dalman. 2016. Keterampilan Membaca. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
  7. Wiyanto, Asul. 2006. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA dan MA. Jakarta:  Grasindo.
  8. Jehadit, Libert. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indenesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
  9. Muhsyanur. 2019. Pengembangan Keterampilan Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa Reseptif. Sulawesi Selatan: UNIPRIMA Press.
  10. Nafisah Aliyatin. Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal.
  11. Rahmadhani, Herlambang. 2015. Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL, Pemahaman dan Minat Membaca. Sleman : Deepublish.
  12. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
  13. Wahyuni, Sri. 2010. Cepat Bisa Baca. Jakarta: PT. Gramedia.

: