selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Jenis-Jenis Membaca

 


JENIS MEMBACA DITINJAU DARI CARA MEMBACA

1. Membaca Nyaring

Pengertian

Kegiatan membaca menurut KBBI adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis atau melafalkan apa yang tertulis. Nyaring berarti suara atau bunyi yang keras, tinggi, dan terang. Jadi membaca nyaring adalah membaca suatu tulisan dengan keras dan jelas. Menurut Tarigan, membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid atau pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Menurut Dalman, membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras. Agar informasi yang kita sampaikan dapat ditangkap oleh pendengar, perlu memperhatikan beberapa hal:

  • Jangan membaca dengan cepat dan tergesa-gesa.
  • Suara yang keras dan jelas, agar dapat didengar oleh seluruh pendengar.
  • Lafal atau pengucapan yang jelas.
  • Menggunakan jeda, intonasi dan tekanan yang tepat

Manfaat dan Tujuan Membaca Nyaring

Tujuan membaca nyaring yaitu agar seseorang mampu mempergunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan tidak terbata-bata, membaca dengan tidak terus menerus melihat pada bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat dan jelas.

Adapun manfaat membaca nyaring yaitu:

  • Dapat memuaskan dan memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan dan minat.
  • Dapat menyampaikan informasi penting kepada para pendengarnya

Cara Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring

Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud pengarang, pembaca biasanya mempergunakan berbagai cara, antara lain:

  • Menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas.
  • Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya.
  • Menerangkan kesatuan-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik.
  • Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suara agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai.
  • Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat

Adapun keterampilan-keterampilan yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan membaca nyaring:

  • Menggunakan ucapan yang tepat.
  • Menggunakan frasa yang tepat.
  • Menggunakan intonasi suara yang wajar.
  • Dalam posisi sikap yang baik.
  • Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif.
  • Membaca dengan tidak terbata-bata.
  • Membaca dengan terang dan jelas.
  • Menguasai tanda-tanda baca.
  • Mengerti serta memahami bahan yang dibaca.
  • Membaca dengan penuh kepercayaan diri sendiri

Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Pembaca Dalam Membaca Nyaring

  • Pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan.
  • Pembaca harus mempelajari kesimpulan penafsiran atas lambang-lambang tertentu sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran.
  • Pembaca harus memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh.
  • Pembaca harus mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.

2. Membaca Dalam Hati

Pengertian

Menurut  Tarigan, membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang mempergunakan ingatan visual, yang melibatkan pengaktifn mata (pandangan, penglihatan) dan ingatan untuk memperoleh informasi.

Menurut Rahim, membaca dalam hati adalah pembelajaran membaca yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk mengingatkan urutan peristiwa, dan memahami teks secara mendalam.

Menurut Dalman, membaca dalam hati adalah kegiatan atau proses membaca tanpa bersuara, tanpa gerakan bibir, tanpa gerakan kepala, tanpa berisik dan memahami isi atau informasi bahan bacaan yang dilakukan secara diam atau dalam hati. Selain itu, kecepatan mata dalam membaca dalam hati harus membaca tiga kata per detik, memahami isi bacaan yang dibaca dalam hati dan menyesuaikn kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan itu. Menurut Tampubolon, Membaca dalam hati atau membaca diam, memang tidak ada suara yang keluar, yang aktif bekerja adalah mata dan otak saja.

Jenis-Jenis Membaca Dalam Hati/Batin

Dalam garis besarnya, membaca dalam hati  menurut Tarigan dibagi atas:

Membaca Ektensif
Membaca ekstensif artinya membaca secara luas yang objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan membaca ekstensif ini adalah untuk memahami isi bacaan yang dianggap penting dengan cepat sehingga dengan demikian terciptalah membaca efisien. Membaca ekstensif diantaranya meliputi:
  • Membaca survey
  • Membaca sekilas
  • Membaca dangkal
Membaca Intensif
Membaca intensif adalah studi seksama, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif ialah membaca telaah isi, membaca telaah bahasa. Dalam membaca telaah isi ada beberapa bagian, yaitu:
  • Membaca teliti
  • Membaca pemahaman
  • Membaca kritis
  • Membaca ide
Keterampilan Yang Harus Dikuasai Dalam Membaca Dalam Hati
  • Membaca tanpa bersuara, tanpa gerakan bibir dan tanpa berbisik.
  • Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala.
  • Membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari.
  • Mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
  • Membaca dengan pemahaman yang baik.
  • Kecepatan mata dalam membaca 3 kata per detik.
  • Dapat membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.

JENIS MEMBACA DITINJAU DARI SASARAN PEMBACA

1. Membaca Pemulaan

Membaca permulaan adalah tahap yang mengubah manusia dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Membaca permulaan disebut juga membaca mekanik. Setiap orang yang akan belajar membaca, terlebih dahulu memasuki tahap membaca permulaan. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar membaca. Membaca permulaan merupakan suatu keterampilan awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca. Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang bisa membaca. Dalam membaca permulaan, seorang dapat belajar membaca dengan belajar mengenai huruf, mengeja huruf menjadi suku kata sampai pada kata. Membaca permulaan diberikan di kelas rendah sekolah dasar, yaitu di kelas satu sampai kelas tiga. Disini lah anak-anak harus dilatih agar mampu membaca dengan lancar sebelum mereka memasuki membaca lanjut.

Praktik membaca permulaan biasanya dengan teknik membaca nyaring. Membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk meguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Membaca Permulaan Mencakup:

  • Pengenalan bentuk
  • Pengenalan unsur-unsur linguistik
  • Pengenalan Hubungan
  • Kecepatan Membaca Bertaraf lambat

2. Membaca Lanjutan

Membaca lanjutan disebut juga sebagai membaca pemahaman. Membaca lanjutan merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi. Dalam membaca lanjutan, pembaca dituntut memahami isi bacaan. Pada dasarnya, membaca lanjutan merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Apabila seorang pembaca telah melalui tahap permulaan, ia berhak masuk ke dalam tahap membaca lanjutan. Di sini seorang pembaca tidak lagi dituntut bagaimana ia melafalkan huruf dengan benar dan merangkaikan setiap bunyi bahasa menjadi bentuk kata, frasa, dan kalimat. Tetapi ia disini dituntut untuk memahami isi bacaan yang dibacanya.

Membaca lanjutan merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Membaca lanjutan adalah metode membaca yang diterapkan pada anak yang sudah bisa atau fasih dalam membaca.


JENIS MEMBACA DILIHAT DARI CAKUPAN BAHAN BACAAN

1. Membaca Intensif

Membaca intensif disebut juga membaca telaah isi. Wacana atau bahan bacaan yang secara sepintas mengandung hal-hal penting, akan menarik perhatian pembaca untuk mengetahui atau menelaah lebih mendalam isi bacaan tersebut. Menelaah isi bacaan diperlukan ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tertulis dalam bahan bacaan.

2. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga pemahaman terhadap bacaan tidak terlalu dalam, hanya cukup mengetahui. Tujuan membaca intensif adalah untuk memahami isi/informasi bacaan yang penting dengan cepat, tepat (efektif), dan hemat (efisien).

Karakteristik Membaca Ekstensif 

  • Cakupan bacaan lebih luas, lebih banyak, dan lebih variatif.
  • Bahan bacaan sesuai dengan pilihan pembaca (minat dan keperluan).
  • Tujuan membaca lebih ditujukan pada pemahaman secara komprehensif, memperkaya informasi, atau memenuhi kesenangan.
  • Kecepatan baca bertaraf sedang.
  • Kegiatan membaca bersifat individual.
  • Tidak lanjut kegiatan membaca lebih mengarah pada respons personal daripada pengujuan.

Manfaat membaca ektensif

  • Meingkatkan input pemahaman.
  • Menambah kompetensi berbahasa secara umum.
  • Memperkaya kosakata.
  • Mengombinasikan pembelajaan di kelas dan di luar kelas.
  • Menumbuhkan rasa percaya diri.
  • Memfasilitasi pengembangan keterampilan memperbaiki isi teks.

JENIS MEMBACA DITINJAU DARI TINGKAT PEMAHAMAN DALAM MEMBACA

1. Membaca Literasi

Pemahaman literasi adalah jenis pemahaman yang paling dasar untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi, yaitu membaca untuk memperoleh detail-detail isi bacaan secara efektif. Pemahaman literasi adalah pemahaman terhadap apa yang disebutkan dalam teks bacaan. (Syafi’ie, 1993:48)

Burns, dkk (1996:255) pemahaman literasi adalah pemahaman yang diperoleh dengan membaca apa yang dinyatakan secara langsung dalam bacaan. Khususnya, bagian dari paragraph atau baba yang dinyatakan secara eksplisit yang memuat informasi dasar, seperti rincian yang mendukung gagasan utama, hubungan sebab akibat, menarik kesimpulan, dan sebagainya.

Membaca literasi hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal dalam teks bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menagkap lebih jauh.

2. Membaca Kritis

Menurut Burns,dkk (1996:255) membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yaitu membandingkan gagasan yang tercakup dalam dalam materi dengan standart yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, kesesuaian, dan garis waktu.

Menurut Safi’ie pemahaman jenis ini ditandai dengan:

  • Membandingkan isi bacaan dengan pengalaman siswa sendiri.
  • Mempertanyakan maksud penulis.
  • Mereaksi secara kritis gaya penulis dalam menyampaikan gagasan-gagasannya.

Oleh karena itu dalam membaca kritis, pembaca hendaknya menggunakan pengetahuan yang sudah ada untuk menilai isi bacaan, atau menelaah informasi yang diperoleh berdasarkan pengalaman terdahulu untuk membuat simpulan dan penilaian tentang materi bacaan.

Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analisis dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert dalam Tarigan, 2008: 92)

Teknik Membaca Kritis

  • Mengerti isi bacaan.
  • Menguji sumber penulis.
  • Interaksi antara penulis dengan pembaca.
  • Terbuka terhadap gagasan penulis.

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan:

  • Apa yang ingin disampaikan penulis?
  • Apa alasan penulis?
  • Apa ada alasan atau sudut pandang yang berbeda?
  • Apa bukti yang ditampilkan penulis?
  • Apa bukti yang ditampilkan penulis sangat mendukung?

3. Membaca Kreatif

Syafi’ie menyatakan membaca kreatif adalah membaca untuk memenuhi bacaan yang dilakukan melalui kegiatan berpikir secara interpretative dan kritis untuk memperoleh pandangan-pandangan baru, gagasan-gagasan baru, dan pemikiran yang murni. Membaca kreatif menuntut kemampuan berimajinasi, merenugnkan kemungkinan-kemungkinan baru yang menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyainya serta informasi yang di olah dari bacaan.

Burns, dkk menyatakan membaca kreatif adalah membaca yang melibatkan pencarian makna dibalik materi yang dinyatakan oleh pengarang. Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman yang paling tinggi. Seperti halnya membaca kritis, membaca kreatif menuntut pembacauntuk berpikir ketika mereka membaca dan menutut mereka menggunakan imajinasi mereka. Olehnya membaca seperti ini pembaca akan menghasilkan gagasan-gagasan baru.


Daftar Rujukan

  1. Anggraeni, Sri Wulan dan Yayan Alpian. 2020. Membaca Permulaan Dengan Teams Games Tournament (TGT). Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media.
  2. Basuki. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Membaca dengan Pelabelan Objek Sekitar (POS) Untuk Murid Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Deepublish CV. Budi Utama.
  3. Christina. 2019. Mengajar Membaca Itu Mudah. Yogyakarta: CV. Alaf Media.
  4. Dalman. 2016. Keterampilan Membaca. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
  5. Gereda, Agustinus. 2020. Keterampilan Berbahasa Indonesia Menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar. Tasikmalaya: Edu Publisher.
  6. Kusmayadi, Ismail. 2008. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XI SMA/MA Program Bahasa. Bandung: Grafindo Media Pertama.
  7. Muhsyanur. 2014. MEMBACA (Suatu Keterampilan Berbahasa Reseptif). Yogyakarta: Buginese Art.
  8. Sutarni, Sri dan Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII. Yogyakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.
  9. Wiyanto, Asul. 2006. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA dan MA. Jakarta: Grasindo.
  10. Herliyanto. 2019. Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL Pemahaman dan Minat Membaca. Yogyakarta: Deepublish.
  11. Ibad, Hamidulloh. 2020. Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa. Semarang: CV Pilar Nusantara.
  12. Jahrir, Andi Sahtilani. 2020. Membaca. Pasuruan: Qiara Media.
  13. Mulyawati. 2016. Pemahaman Dasar Membaca. Yogyakarta: Deepublish.
  14. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
  15. Trianto Agus. 2007. Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
  16. Tukan Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia: Sekolah Menengah Atas XII. Bogor: Ghalia Indonesia Printing.
  17. Wahyuni, Sri. 2010. Cepat Bisa Baca. Jakarta: PT. Gramedia.

: