selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Sinopsis “Bila Malam Bertambah Malam” Karya Putu Wijaya


Judul : Bila Malam Bertambah Malam
Karya : Putu Wijaya
Cetakan : Ketiga Tahun 2007
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya

Novel ini menceritakan mengenai strata sosial yang terjadi pada lingkup kemasyarakatan. Cerita ini menceritakan tentang seorang janda tua yang tinggal di rumah bangsawan. Wanita tua itu sering dipanggil dengan sebutan sebutan Gusti Biang oleh para pelayan yang berada di rumah itu. Gusti Biang orangnya sulit untuk bergaul dengan orang lain, dan menganggap strata sosialnya tinggi. Di dalam rumah itu terdapat dua pelayan yang setia kepada Gusti Biang, mereka bernama Wayan si leaki tua dan Nyoman seorang prawan. Gusti Biang memiliki seorang putra, akan tetapi putranya pergi ke luar kota untuk melanjutkan pendidikannya. Di ketahui bahwa Gusti Biang adalah seorang janda yang ditinggal oleh suaminya yang katanya mati sebab perang melawan Belanda.

Gusti Biang hidup bersama mereka berdua. Nyoman selalu merawat Gusti Biang dengan baik, sebab itu semua permintaan dari putra Gusti Biang itu sendiri. Nampaknya perilaku baik dan perhatian yang diberikan Nyoman kepada Gusti Biang tidak mendapat respon yang baik dari Gusti Biang itu sendiri. Saat Nyoman memberikan obat dan sejenis jamu kepada Gusti Biang, Nyoman dimarahi dan dihina dengan perkataan yang perih. Gusti Biang tidak ingin minum obat yang diberikan oleh Nyoman, dan Nyoman tetap terus merayunya dengan segala cara. Nampaknya rayuan Nyoman membuat Gusti Biang semakin murka dan tak ingin melihat Nyoman. Murkanya Gusti Biang membuatnya berkata kasar dan menghina Nyoman. Pada dasarnya perlakuan yang diberikan kepada Gusti Biang adalam bentuk penepatan janji Nyoman kepada Ngurah, putra dari Gusti Biang. Ngurah meminta Nyoman untuk menjaga dan merawat Gusti Biang dengan baik. Perlakuan yang diberikan Nyoman kepada Gusti Biang nampaknya berbanding terbalik dengan perlakuan Gusti Biang kepada Nyoman. Hal itu membuat Nyoman sudah tidak kuat dan tidak betah untuk tinggal di rumah itu. Malam itu Nyoman memutuskan untuk pergi dari rumah itu dan kembali ke kampung. Akan tetapi Wayan menasehatinya tentang bagaimana jika Ngurah kembali dan Nyoman tidak ada, pasti Ngurah akan mencari Nyoman. Nampaknya tekat Nyoman sudah bulat, ia tetap ingin pergi dari rumah itu. Sebelum Nyoman pergi terjadi perdebatan diantara Nyoman dengan Gusti Biang, dimana Gusti Biang ternyata mencatat semua barang yang dipakai Nyoman dan menganggapnya sebagai hutang yang harus dibayar. Namun Nyoman tak memperdulikannya dan tetap ingin pergi dari rumah itu.


Perginya Nyoman dari rumah itu nampaknya membuat Wayan yang awalnya nurut kepada Gusti Biang, menjadi protes dan merasa apa yang dilakukan Gusti Biang sudah keterlaluan, sebab ternyata Gusti Biang juga mencatat hutang dari Wayan, sama seperti apa yang dilakukan kepada Nyoman. Akhir dari perdebatan itu membuat Wayan juga ingin pergi dari rumah itu. Namun sebelum pergi, wayan kembali ke gudang dan mengambil barang-barangnya termasuk bedil yang ada disana. Nampaknya Wayan merupakan seorang prajurit perang dengan julukan Pak Rajawali. Setelah kejadin itu selang beberapa waktu Ngurah tiba dari kota. Kepulangan Ngurah bertujuan untuk meminta restu kepada Gusti Biang untuk menikahi Nyoman, akan tetapi hal itu nampanya sulit. Nyoman telah pergi dari rumah itu dan akan diususul oleh Wayan. Kepergian Wayan nampaknya dihentikan oleh Gusti Biang dengan menyuruh Ngurah untuk mengambil bedil yang dibawa oleh Wayan. Gusti Biang menganggap kalau bedil itu peninggalan dari suaminya. Kemudian Wayan menjelaskan kalau bedil ini miliknya dan menjelaskan masa lalu Gusti Biang dan Wayan kepada Ngurah yang nampaknya belut tahu apa-apa mengenai kebenaran yang sebenarnya.


Wayan menjelaskan bahwa sebenarnya bedil ini miliknya dan digunakan untuk membunuh seorang penghianat perang yang tak lain adalah suami dari Gusti Biang yang selama ini dianggap sebagai seorang pahlawan. Selain itu Wayan juga menjelaskan bahawa Gusti Biang dan Wayan pada masalalu saling mencintai. Namun hal itu terhalang oleh dinding pembatas sosial yang kokoh dan menjulang tinggi. Di ketahui bahwa Gusti Biang berasal dari keluarga bangsawa, sedangkan Wayan hanya seorang prajurit perang. Hal itulah yang tetap dipegang teguh oleh Gusti Biang selama ini. Selain itu Wayan juga menceritakan bahwa orang yang dianggap menjadi ayah dari Ngurah sebenarnya memiliki lebih dari satu istri, dan yang melakukan kewajiban sebagai seorang suami adalah Wayan. Hal itu membuat Ngurah merasa tidak percaya dan terpukul. Kemudian Wayan meminta kepada Ngurah untuk mengejar Nyoman yang pergi dari rumah itu. Sontak saja Ngurah langsung mengejar Nyoman, sedangkan di rumah Gusti Biang mulai sadar dan menerima apa yang terjadi, bahwa pada zaman sekarang strata sosial sudah tidak berlaku dan pada akhirnya Gusti Biang dan Wayan merestui dan akan menikahkan mereka berdua.

: