Penulis: Citra Ika Prasetya
Alur kegiatan pembelajaran
- Bacalah materi di bawah ini dengan seksama.
- Setelah membaca materi, klik gambar You Tube di bawah untuk menyimak video pembelajaran sebagai penguatan materi dari guru.
- Setelah menyimak video, kerjakan tes untuk mengetahui pemahaman Anda. Tautan tes berada dibagian deskripsi video tersebut.
STRUKTUR DAN ASPEK KEBAHASAAN CERITA PENDEK
A. Struktur Cerita Pendek
Adapun struktur cerita pendek antara lain:
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awal masuk ke tahap berikutnya. Selain itu, latar pada orientasi juga digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
2. Rangkaian peristiwa
Kisah berlanjut melalui serangkaian peristiwa tak terduga.
3. Komplikasi
Komplikasi muncul diakibatkan oleh adanya konflik. Tahap komplikasi ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. Pada tahap ini terdapat karakter atau watak pelaku cerita yang ditafsirkan oleh pembaca yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh. Tahap-tahap umum penjalinan konflik dalam cerpen dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks). Klimaks merupakan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita.
4. Resolusi
Resolusi adalah suatu keadaan ketika konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. Pada tahap ini, pengarang berupaya mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh utama atau para tokoh cerita.
B. Aspek Kebahasaan Cerita Pendek
Ciri kebahasaan yang menonjol dari teks naratif, khususnya cerita pendek fiksi yaitu sebagai berikut:
1. Sudut pandang pencerita menjadi ciri kebahasaan khas cerpen, pencerita menjadi orang pertama atau ketiga.
2. Beberapa dialog dapat dimasukkan, menunjukkan waktu kini atau lampau.
3. Kata benda khusus, pilihan kata benda yang bermakna kuat dan bermakna khusus, misalnya memilih kata beringin, atau trembesi dibanding pohon.
4. Uraian deskriptif yang rinci, deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan, pegalaman, latar, dan karakter. Misalnya, baunya seperti apa, apa yang bisa didengar, terlihat seperti apa, seperti apa rasanya, dan lain-lain.
5. Penggunaan majas:
a. simile (perbandingan langsung "Seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketapel sambil menjerit sejadi-jadinya");
b. metafora (perbandingan tidak langsung atau tersembunyi "Dia memiliki batu", "Keras kepala seperti lembu");
c. personifikasi (benda mati yang dianggap seperti makhluk hidup" Awan tertatih-tatih melihat langit", "Kerikil di jalan tampak pucat sedih").
6. Penggunaan pertanyaan retoris sebagai tehnik melibatkan pembaca, "pernahkah tinggal di rumah apung di sungai?"
Klik gambar di atas untuk menyimak video pembelajaran
Sumber:
- Safitri Ramadani dan Zulfikarni. 2019. Keterampilan MenulisTeks Cerpen Menggunakan Teknik Copy The Master dan Teknik Mind Mapping Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Padang Panjang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 8 No. 3.
- Trianto, Agus, dkk. 2018. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulis: Citra Ika Prasetya
: