selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Empat Shinobi Indekos Bagian 7 (Tepi Jendela Kamar)


Tepi Jendela Kamar
Oleh: Citra Ika Prasetya

Malam yang sunyi terdengar suara ranting pohon yang membentur kaca jendela karena diterpa angin. Kesunyian yang tidak seperti malam-malam biasanya. Malam itu sunyi, tapi tidak dengan perasaan Bunga. Di luar rumah angin semakin kencang dan semakin keras pula ranting pohon itu membentur kaca jendela. Suara ranting yang membentur semakin cepat dan semakin keras itulah yang memecahkan suasana malam kala itu.
Bunga memutar lagu yang berjudul "Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki" milik Sheila On 7 dengan volume yang sedang. Kemudian mendekati jendela yang dari tadi menyapanya tanpa henti dan semakin keras pula. Nampaknya jendela itu sedang memanggil-manggil Bunga yang kala itu melamun di tempat tidur untuk mengajaknya berbagi cerita, karena jendela itu merupakan pendengar yang baik selama ini bagi Bunga. Bunga merespon jendela itu yang dari tadi memanggilnya. Bunga mendekatinya, akan tetapi jendela itu malu didekati oleh Bunga. Suara ranting pohon yang membentur kaca karena tertiup angin semakin redup. Nampaknya salah satu diantara mereka bertiga salah tingkah dengan datangnya Bunga mendekati mereka. Entah itu jendela yang tak lagi ingin bersuara saat ranting membentur, atau si ranting yang tak lagi mampu membenturkan badannya ke jendal karena malu, atau bahkan angin yang tak punya tenaga dihadapan Bunga. Entahlah tidak ada yang tahu dengan apa yang dirasakan oleh mereka bertiga saat berhadapan dengan Bunga.
Bunga menyapa jendela dan membuka kacanya. Bunga kemudian menyapa ranting yang tak lagi membenturkan badannya ke jendela, dan ingin menyapa angin yang lari entah kemana karena malu dan salah tingkah saat bertemu Bunga. dengan hilangnya sapaan mereka bertiga, malam itu menjadi sunyi dan sepi. Hanya lagu Sheila On 7 yang terputar dan akan mau habis yang menemani Bunga malam itu. Bunga melihat ranting, dan sejenak menyapa langit yang kala itu mulai ditutupi awan gelap. Entah langit itu juga malu dan salah tingkah dengan Bunga sehingga menutupi wajahnya dengan awan? Tidak ada yang tahu dengan langit malam itu.
Bunga melamun, tatapannya menatap fokus pada satu titik yaitu halaman rumahnya. Sambal senyum-senyum sendiri bunga menatap halaman itu. Entah apa yang ada dihalaman, apakah halaman yang ditumbuhi rumput itu membuat lelucon kepada Bunga? Atau bahkan rumputnya yang membuat lelucon? Tidak ada yang tahu dengan hal itu. Bunga terus senyum-senyum sendiri tanpa henti. Hal itu membuat langit ingin melihat senyum Bunga yang manis. Dia buka wajahnya yang ditutupinya dengan awan, dan menampilkan keindahan bulan purnama malam itu. Bulan itu memancarkan sinar indahnya kepada Bunga. Nampaknya bulan itu mulai cari perhatian kepada Bunga agar ia juga ikut disapanya.
Bunga menatap bulan yang romantis. Bagaimana tidak? Bulan itu begitu indah dihadapan bunga karena tergambar jelas wajah Setya dan tingkahnya waktu dikelasnya Bu Siti. Setya yang tidur dikelas sampai-sampai senyum manis Setya tergambar jelas dibulan. Sepertinya bulan itu dijadikan media Bunga untuk menyapa Setya. Semoga bulan tidak tahu dengan apa yang dilakukan Bunga. pasti bulan aka tersakiti dengan hal itu.
Sekejap bunga tersadar dengan apa yang ia lakukan malam itu. Bunga menepuk-nepuk kedua pipi yang manis saat tersenyum sembari memejampkan matanya.
“heeehhh, apa yang aku lakukan? Kenapa selalu ada wajah Setya sihh!!!!” kata Bunga sambal senyum-senyum tipis.
Meski senyumnya tipis, hal itu membuat bulan tersipu malu. Semakin terang bulan itu menyapa Bunga dengan penuh rasa kepedean. Mungkin bulan itu belum tahu kalau bukan dia yang membuat Bunga senyum-senyum sendiri, tapi bayangan Setya yang terlukis dibulanlah penyebabnya. Sungguh kasihan bulan itu. Tapi ya siapa suruh kepedean, hahahaha.
Lagu Sheila On 7 yang diputar nampaknya sudah selesai. Hal itu membuat suasana malam itu semakin hening. Bulan disitu mulai mencari perhatian lagi, seolah-olah bahunya selalu ada untuk Bunga menyanarkan kepalanya. Cahanya terus terpancar dengan jelas diwajah Bunga. Bunga menatapnya dengan penuh rasa semangat dan atusias yang tinggi. Lagi-lagi Setya yang muncul dan melambaikan tangannya untuk menggapai tangan Bunga dan mengajaknnya jalan-jalan menyusuri bintang yang bergejolak dan berkedip manis kepada Bunga. Nampaknya bintang malam itu juga mencari perhatian kepada Bunga. Namun apalah, Bunga tak menghiraikannya, dan lebih memilih Bulan yang terdapat bayangan Setya. Semoga Bulan tidak semakin kepedan dengan hal itu. Takutnya dia sakit hati jika mengetahui kebenarannya bahwa Bunga menatap indah bayangan Setya, bukan dirinya.
Jam dinding yang ada dikamarnya menunjukkan pukul 10.15, tapi Bunga belum juga tidur. Dia masih menikmati suasana malam kala itu. Rasa ngantuk Bunga sirna dan digantikan dengan rasa nyaman.
“apa yang terjadi padaku?”
“kenapa Setya terus yang aku pikirkan?”
Ucap Bunga sambil menepuk jidatnya yang indah karena diterpa sinar bulan yang dari tadi mencar-cari perhatian kepada Bunga.
“udah jam segini lagi, tapi belum ngantuk.... ada apa dengan ku”
Kata Bunga sembari melihat jam yang ada di dinging kamarnya.
“apa aku menyukai Setya?”
“apa iya sihh?”
“kok bisa yaa”
“ada apa dengan kepalaku?”
Bunga yang terus menerka-nerka apa yang terjadi pada dirinya malam itu.
“tapi aku belum mengenal betul dengan si Setya, tapi kok bisa sih selalu ku pikir terus?”
“terus apakah Setya sekarang juga sedang melamun di depan jendela, sama sepertiku?”
Kemudian berganti ke Setya yang malah tidur dengan pulasnya. Sampai-sampai keluar liur bagaikan kuah bakso.
Memang Setya sekarang tidur dengan pulasnya. Tapi Bunga tidak tahu bahwa sebelum  Bunga melamunkan Setya. Si Setya malah lebih dulu melamunkan dirinya waktu dibalkon kos-kosannya. Sampai-sampai ia tidak tidur semalaman karena itu. Apa ini yang namanya karma atau cinta? Tidak ada yang tahu pasti soal itu. Akan tetapi hal itu terjadi kepada mereka berdua.
Melihat hal itu membuat bulan cemburu. Tapi siapa suru dia kepedean. Bulan mulai kesal dengan apa yang dilakukan oleh Bunga. Dia kecewa kepada Bunga. Dia meresa dipermainkan oleh Bunga. Dan dia merasa selama ini dia tidak dianggap meski menemani Bunga malam itu. Dan yang paling parah, Bunga menggunakan bulan sebagai media untuk menatap bayangan Setya yang melambaikan tangannya kepada Bunga. Entah siapa yang bersalah diantara bulan dan Bunga. Bunga yang terlalu jahat atau bulan yang terlalau percaya diri, hal itu juga tidak ada yang tahu.
Malam semakin larut, kesedihan bulan juga semakin medalam karena kekecewaannya. Nampaknya bulan sangat kecewa dengan Bunga. Sampai-sampai bulan meminta bantuan kepada langit yang dari tadi disamping bulan untuk memerintahkan awan menutupinya. Langitpun menghendakinya, dia memerintahkan awan untuk menutupi bulan beserta dirinya yang juga ikut kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Bunga. Awan menuruti  perintah langit. Awan menutupi mereka berdua dengan sangat tebal. Sampai-sampai bintang yang dari tadi mengedipkan matanya kepada Bunga dengan tujuan mengharap perhatiannyapun juga ikut ditutupi. Nampaknya awan tidak ingin melihat teman-temannya kecewa kepada Bunga karena dipermainkan. Sehingga ia menutupi semua temannya dengan sangat tebal dan rapat.
Dari kejahuan terdengar suara rintikan hujan yang begitu deras sedang mendekat. Bunga tahu itu. Bunga kemudia menutup jendela kamarnya rapat-rapat agar kamarnya tidak kemasukan air akibat hujan. Nampaknya hujan itu semakin dekat, sampai-sampai dinginya sudah merasuk tulang. Benar saja, selang beberapa saat hujan itu tiba dengan disertai angin yang begitu kencang. Entah apa yang dilakukan oleh angin malam itu, ia pergi karena malu saat melihat Bunga. Akan tetapi sekarang angin itu kembali dengan membawa hujan kekecewaan. Dia membawa kesedihan itu kepada Bunga. Angin meminta bantuan kepada ranting untuk membantunya menyampaikan kesedihan itu. Dan ranting memukulkan badannya ke jendela berulangkali dan terus menerus dengan tujuan untuk memberi tahu kepada Bunga. Bahwa ada yang kecewa karena perbuatannya melamunkan Setya.

Comments

  1. Bagus kak ceritanyaaa, ada eps" yang bikin ngakak juga😂 merasa terhibur bgtt, semangat terus ditunggu karya" selanjutnya👌

    ReplyDelete

Post a Comment