selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Empat Shinobi Indekos Bagian 6 (Aku Bertemu)


Oleh: Citra Ika Prasetya
Aku Bertemu
Berlari mengejar waktu, itulah yang mereka lakukan pagi itu. Bagaimana tidak, mereka terlambat pada hari pertama masuk kuliah. Hal itu disebabkan oleh Setya yang bangun kesiangan akibat melamun dibalkon. Mereka berempat tergesa-gesa, berlari menuju kelas. Sampailah mereka di depan gedung kampus, secepat kilat mereka masuk kedalam. Mereka berempat berpisah lantaran berbeda jurusan. Bedul yang masuk ke jurusan Seni, Putra yang masuk ke jurusan Teknik Mesin, Juki masuk ke jurusan Bisnis, sedangkan Setya masuk ke jurusan Sastra. Entah apa yang menjadi latar belakang Setya masuk ke jurusan Sastra tidak ada yang tahu, bahkan mereka bertiga yang satu kos-kosan pun tidak tahu. Padahal sejak masih SMP sampai dengan SMA, tidak ada bakat Sastra yang muncul pada diri Setya. Baik itu menulis Puisi, Novel ataupun sebagainya. Boro-boro bakat, membacapun tidak pernah. Tapi ya begitulah jalan pikiran Setya yang tidak semua orang bisa memahami.
Setya terus berlari lantaran kelas akan dimulai pukul 08.40 WIB. Sedangakan Setya masih berda di lobi gedung Fakultas Sastra. Setya berkeinginan untuk naik lift karena dia terlalu lelah untuk naik tangga. Namun apalah daya, ternyata lift sedang penuh dan banyak sekali mahasiswa yang antri untuk menggunakannya.
Waktu terus berjalan, jam HP Setya menunjukkan pukul 08.36 WIB. Kurang 4 menit kelas akan dimulai. Akan tetapi Setya masih berada dilobi.
“Haduh, udah jam segini, gua masih aja mentok di lobi” ujar Setya sambil mengusap-usap kepalanya.
“Kalau aku nunggu lift, bakalan terlambat nih masuk kelas, udah hari ini hari pertama masuk kuliah, masa telat?” Gumam si Setya sambil kebingungan.
“Ya udah deh, mending gua pake tangga aja”
Akhrinya si Setya memutuskan untuk menggunakan tangga dari pada menggunakan lift. Hal itu terpaksa ia lakukan lantaran bakal terlambat masuk kuliah kalau istiqomah nunggu lift banyak yang ngantri. Yaa memang menguras tenaga sihh, apalagi Setya paginya belum mandi dan hanya cuci muka doang, selain itu semalaman begadang di balkon nemenin bulan sambil membayangkan wanita cantik yang ia temui tempo hari.
“haduuuuhh hah hah hah” nafas ngos-ngosan si Setya
“giilaaaa, baru sampai lantai 3 aja udah ngos-ngosan. Udah gak seperti dulu waktu SMA sering latihan militer oleh BK”. Ujar Setya sambil menunduk memegang lututnya.
Setya mulai tidak kuat untuk menggunakan tangga, sebab masih ada 2 lantai lagi yang harus ia lalui, karena kelasnya berada di lantai 5. Setya mencoba keberuntungan untuk naik lift, ia pergi ke lift dan benar saja masih ada peluang karena lift itu masih muat untuk 1 orang. Setya lari dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan ruang di lift itu. Akan tetapi tiba-tiba saat Setya berlari dengan penuh semangat dan harapan yang tinggi, eeeehhhh ada cewek yang nabrak Setya dan nyerobot masuk ke dalam lift. Nampaknya cewek itu juga terburu-buru sampai-sampai tidak sadar kalau ia menabrak si Setya dan mengambil peluang Setya untuk dapat menggunakan lift yang masih ada ruang kosong di dalam. Setya mencoba berlari kembali lantaran lift itu belum juga tertutup. Akan tetapi ketika Setya sampai di depan lift, pintu liftnya tiba-tiba tertutup dan nampak sekilas wajah cewek yang mengambil peluang Setya yang ternyata cewek itu adalah cewek yang ia tabrak dulu waktu Ospek. Yaaa apa ini yang namanya karma, tidak ada yang tahulah yaa.
“haaaa!!!!,,,,” Gumam Setya yang terdiam melihat cewek itu yang membuatnya tidak tidur semalaman.
Setya yang terdiam, akan tetapi didalam hatinya ada rasa kesal dengan cewek itu, sebab menyerobot kesempatan Setya untuk menggunakan lift.
“haaaahhhh, hilang kesempatan gua” ujar Setya sambil kesal dengan cewek itu.
“haduuhh udah jam segini lagi, masak gua harus nunggu lift lagi, yaa keburu terlambat masuk kelas” ujar Setya sambil melihat jam yang ada diruangan itu yang menunjukkan pukul 08.39 WIB.
“hah terpaksa deh menggunakan tangga lagi”
Setya pun akhirnya menggunakan tangga lagi untuk menuju kelantai 5 gedung fakultas sastra Universitas Lencana Bhakti. Setya terus berlari dengan sepenuh hati, dengan kekhusukan ia terus berlari layaknya pelari maraton. Yaa hal itu terpaksa ia lakukan siihh.
Sampailah Setya di lantai 5, dengan keringat metes deras dan bercucuran yang disertai nafas ngos-ngosan layaknya knalpot motor 2 tak yang menggunakan oli sampiang. Setya memegang lututnya dan istirahat sejenak. Kemudian Setya melirik jam yang ada didekat situ yang menunjukan puku 09.02 WIB. Setya kemudian berlari lagi menuju keruang kelasnya, dimana Setya sendiri belum tahu tempatya dimana, sedangkan ruangan yang ada di lantai 5 itu ada banyak. Setya terus berlari mencari tanpa tahu arah pasti, yang jelas waktu terus berputar, berjalan terus tak berhenti.
Pada akhirnya Setya menemuka ruangan kelasnya yang ternyata sudah ada dosennya. Kemudian Setya meminta izin masuk kelas. Akan tetapi dosennya sedikit marah dengan kehadiran Setya.
“Permisi, mohon maaf Bu saya terlambat, izin masuk Bu” ujar Setya yang berada di depan pintu kelas.
“Siapa namamu?” saut dosen itu yang nampaknya terganggu engan kehadiran Setya.
“Nama saya Setya Bu” jawab Setya
“Hari pertama sudah terlambat, apalagi hari-hari selanjutnya. Kalau anda serius mengikuti perkuliahan, berlajarlah disiplin. Disiplin itu kunci anda mencapai kesuksesan. Jika disiplin saja anda tidak bisa, lalu apa tujuan anda mengikuti kuliah saya?” ujar dosen yang menasehati Setya.
“baik Bu mohon maaf” jawab Setya
“Ya sudah silakan masuk”
“terima kasih Bu”
Setya kemudian masuk ke kelas dan mencari tempat duduk yang kosong. Kemudian ia melihat tempat duduk kosong disamping jendela, Setya menuju ke tempat duduk dan menaruh tasnya disitu. Kemudia Setya duduk dan ternyata sampinya adalah cewek yang tempo hari pernah Setya tabrak waktu Ospek dan pagi tadi gentian Setya yang ditabrak dan menyrobot pula. Setya saja menyapa cewek itu.
“Hey…” saut Setya yang mencoba memulai pembicaraan
Cewek itu pun menoleh kepada Setya
“kamu..!!!, heh bentar.” Saut cewek itu
“bentar??? Aku gak kemana-mana heh” jawab Setya.
“nggak,, nggak gitu… kamu kan yang kemarin pas Ospek pernah nabrak aku!!”
“iyaa,,,, dan tadi pagi giliran kamu yang nabrak aku dan nyrobot lift pulaa. Dendam yaaa?”
“ehhh jadi kamu yang tadi aku tabrak. Maaf yaa gak sengaja, habisnya buru-buru takutnya terlambat”
“yaaa tapi aku yang jai terlambat gara-gara kamu”
“Maaf laah” saut cewek itu yang mencoba meminta maaf kepada Setya.
“yaudah dehhh” jawab Setya.
“Oh iya dulukan belum penah kenalan ya, kenalin namaku Bunga” saut cewek itu yang mencoba berkenalan dengan Setya sambil menjulurkan tangannya.
“Setya, namaku Setya” jawab Setya sambil menjulurkan tangannya dan bersalaman.
Mereka semakin dekat dan ngobrol-ngobrol banyak. Mereka tidak sadar kalau suara merek didengar oleh dosen.
“hey yang disana, keluar saja dari kelas saya”
Gretakan dosen itu merusak suasana pembicaraan mereka berdua, sekaligus membuat semua mahasiswa yang ada diruangan tersebut secara bersamaan mentap ke satu arah, yaitu Setya dan Bunga. Sontak saja Setya dan Bunga terdiam membisu.
“kalau kalian tidak ingin mengikuti perkuliahan saya, keluar sana”
“Sudah terlambat, tidak memperhatikan pula. Lebih baik keluar aja”
“maaf Bu” saut Bunga dengan polosnya yang merasa bersalah.
“kalau kalian ingin di kelas saya, perhatikan apa yang saya sampaikan” ujar dosen tersebut. Dosen itu bernama Bu Siti, dan merupakan dosen kiler di jurusan.
“baik Bu” jawab Bunga dan Setya secara bersamaan.
Kelaspun berlanjut dan mereka berdua tida jadi dikeluarkan dari kelas. Bu Siti terus berceramah layaknya seorang pendakwah. Berbicara satu topik merembet ke topik lainnya. Hal itulah yang membuat Setya merasa mengantuk mendengarnya. Dan yaa mengingat semalam Setya tidak tidur karena melamun di balkon. Setya pun tiba-tiba tertidur dengan lelapnya dikelas, padahal kelas masih berlangsung, untung saja Bu Siti tidak mengetahui kalau Setya tertidur. Kalau seandanya Bu Siti tahu Setya tertidur, waduuhhh akan ada perang dunia shinobi.
Setya tidur dengan lelapnya. Hal itu membuat Bunga merasa ingin tertawa melihat tingkah Setya. Tapi Bunga menahan tawanya, karena jika Bu Siti tahu, Setya akan habis dimarahi Bu Siti. Bunga membiarkan Setya tertidur sampai jam perkuliahan selesai. Bu Siti kemudian menutup perkuliah dengan salam. Naahh secara otomatis si Setya terbangun dan lansung menjawab salam dari Bu Siti dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hal itu membuat Bunga tertawa tipis, karena tingkah Setya. Yaaaa begitu lah Setya, memang sedikit bandel dan semaunya sendiri. Selain itu tidak ada yang tahu dengan pola pokir si Setya. Orang yang berbicara dan nyambung dengan si Setya adalah anugrah yang luar biasa dan merupakan fenomena yang langka, dan dia lah fenomena itu, si Bunga.

: