selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

SINOPSIS NOVEL "LAYAR TERKEMBANG" KARYA SUTA TAKDIR ALISYAHBANA

Terbit Pertama: 1936
Penerbit: Balai Pustaka
Jumlah Halaman: 139
Genre: Fiksi, Roman

Pada novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana ini menggambil tema sentral yaitu mengenai harkat dan martabat seorang perempuan. Semua itu tergambar jelas pada tokoh Tuti yang merupakan aktifis dan pejuang perempuan yang memiliki pola pemikiran yang menjunjung tinggi perempuan. Novel ini menceritakan tentang kisah cinta tiga remaja. Maria dan Tuti adalah bersaudara mereka anak dari Wiraatmaja. Singkat cerita mereka berdua pergi ke pasar ikan untuk melihat ikan, dan mereka bertemu dengan Yusuf, sejak saat itulah meraka menjadi akrab, terutama antara Yusuf dan Maria yang keduanya semakin dekat. Yusuf seringkali berangkat sekolah bareng dengan Maria dan munculah perasaan cinta diantara keduanya. Yusuf adalah putra demang Munaf di Martapura. Ia menumpuh pendidikan Sekolah Tabib Tinggi. Yusuf sering kali berkunjung keruma kedua bersaudara tersebut dengan tujuan ingin bertemu dengan Maria. Mereka berbincang membahas satu topik ke topik yang lainnya. Terkadang Yusuf dan Tuti sering sekali bertukar pikiran dengan Yusuf, dimana Tuti ini merupakan salah satu aktifis disebuah organisasi dan memiliki pandangan yang jauh. Berbeda dengan Maria yang ceria dan sifatnya lebih agak kekanak-kanakan.

Mereka berbincang mengenai ujian yang akan dihadapi Maria, dan Yusuf bertanya mengenai liburan Maria setelah ujian. Maria dan Tuti pergi ke Bandung untuk berkunjung ke rumah kerabatnya, sedangkan Yusuf pulang ke Martapura. Dalam waktu liburan itulah muncul kerinduan terhadap Maria. Maria sering kali mengirim surat kepada Yusuf, sebab hampir setiap hari yang diceritakan Maria kepada kerabatnya adalah soal Yusuf.

Liburan Yusuf dirumah orang tuanya tidaklah sama seperti yang kemarin. Hal itu dikarenakan dia terus kepikiran akan Maria. Setelah beberapa hari disana Yusuf pun hendak bertolak ke Jakarta karena keperluan sekolahnya. Ia menyebrangi selat sunda dan sesampainya di darat, Yusuf naik kereta api yang menuju ke Bandung. Rupa-rupanya ia hendak bertemu dengan Maria.

Semakin ia dekat dengan Maria dan sering sekali mereka menghabiskan waktu bersama. Maria seakan mabuk akan cinta, sampai-sampai Tuti menasihatinyapun ia tak anggap dan marah. Tuti pernah bertunangan dengan Hambali. Akan tetapi itu semua gagal dikarenakan Tuti lebih memilih bersama temannya bermusyawarah dari pada bersama Hambali dan orang tuanya.

Beberapa hari kemudian Maria sakit malaria dan TBC yang amat parah, ia sering batuk bercampur darah. Ia dirawat di rumah sakit TBC bagi perempuan yang ada dipancet. Ia begitu kesepian disana, karena jarang bertemu dengan Yusuf dan Tuti. Makin hari penyakit Maria semakin parah sampai ia sudah berfikir soal kematian. Yusuf dan Tuti menemui Maria yang sedang terbaring. Maria mempersatukan kedua tangan orang itu, sebab dia sadar bahwa sudah dekat dengan kematian. Waktu terus berlalu, tiada yang tahu takdir seseorang. Sampailah mereka berdua di sebuah batu nisan tertuliskan nama Maria, mereka berziarah ke tempat orang yang mereka cintai sebelum Yusuf dan Tuti akan melaksanakan perkawinan.

: