selamat datang di situs erklaren media informasi dan komunikasi. harap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakannya

Empat Shinobi Indekos Bagian 1 (Masa SMA)


Oleh: Citra Ika Prasetya
Masa SMA

SMA merupakan masa dimana para ABG berkembang. ABG sendiri kepanjangan dari (Anak Bego’ dan Goblok), maksudnya itu bukan otaknya yang bodoh, tapi perilakunya yang bodoh dan o’on kayak orang punya kepala tapi gak ada isinya. Dia bernama Setya, anak yang bandel dan agak konslet otaknya. Dia sering sekali jadi sorotan se-SMA karena kekonyolannya.

Kala itu Setya bangun kesiangan karena semalam ikut ngeronda bareng pak RT di pos ronda sembari menyruput kopi satu liter. Setya seakan-akan menikamati surga duniawi ketika minum kopi. Sangking asiknya ngeronda bareng pak RT, ia sampai lupa kalua ia masih anak SMA yang baru akhil baliq. Setya begadang sampai subuh, padahal paginya ia harus berangkat ke sekolah. Kalau terlambat akan kena hukuman dari guru BK.

“Pagi Hari”

“Byuurrrrsssss” suara air yang menyirami badan Setya, kayak kran pemadam kebakaran yang bocor.

“Banguuuuunnnn, udah jam berapa ini..??” suara keras dengan nada yang tinggi kayak trompet tujuhbelasan. “ini anak manusia apa anak keboo siih” seru ibu Setya.

Setya pun bangun dengan terkejut mendengar panggilan ghaib dan siraman rohani dari ibunya itu. “Alamak,.. udah jam segini” kata Setya sambil melihat jam yang ada di HP-nya. “hadeeehhh,,… gini nih kalau jomblo, kan gak ada yang bangunin”. Setya sambil memegang HP-nya dan memandangnya dengan penuh penghayatan.

Kemudian berbicara dengan nada tinggi “Dasar loe, jadi HP kok pengagguran sih, coba kaya HP orang lain yang pasti bunyi karena ada yang merhatiin” dia menyalahkan HP-nya karena gak ada yang bangunin dan merhatiin dia. Emang dasar jomblo profesional.

“heehh gausah nyalahin tuh HP, cepet mandi sono atau mau ibu mandi’in..?” seru si ibu yang memutus pembicaraan Setya yang menyalahkan HP-nya.

“Tawaran yang bagus” jawab Setya sambil cengengesan.

“..........” Ibunya pun terdiam sampil memegang kepala melihat tingkah anaknya.

Setya pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di dalam kamar mandi dia menggoyangkan gayungnya sembari bernyanyi dengan santai, seakan-akan kontestan pencarian bakat. “aku tak mau kalau aku dimadu, aah, ahh”. Suaranya merdu siih, merusak dunia maksudnya.

Jam HP menunjukkan pukul 7.00 WIB, jelas jam segitu anak sekolah udah pada masuk kelas. Eeeeehhhh beda dengan si Setya yang baru bangun karena semalem habis ikut ngronda. Sehabis mandi, Setya segera memakai seragam dan langsung berangkat ke sekolah.

Jam menunjukkan pukul 7.30 WIB. Sudah jelas jam segitu udah selesai doa masuk kelas. Eeehhh Setya malah baru datang. Setya pun masuk lewat gerbang utama sekolah dengan santainya tanpa ada beban yang dipikul dipundaknya.

“Heeeyyy, Setyaa” panggil pak Bagus guru BK sekolah Setya.

“Yaah, kenaa kan” gumam Setya.

“Iya pak, ada yang bisa saya bantu” jawab Setya dengan senyum manjanya.

“Iihhh ni anak” sambil menjewer telinga Setya dengan penuh penghayatan.

Setya pun teriak “OOHH YEEAAAHH”. Satu sekolah mendengar teriakan Setya. Dan jadi sorotan satu sekolahan.

“Ada Setya, yang harus kamu bantu untuk sekolah ini” ucap pak Bagus, dengan nada yang gemes dengan Setya.

“Apa tu pak kalau boleh saya tau, jadi kepo” Setya bertanya dengan penuh rasa kebego’an, entah itu disengaja atau emang dia benar-benar bego’ yaa??... Yaa ga tauu lah yaa jalan pikirannya.

“Hari ini kan cerah, dan masih pagi, pasti kalau dibuat olahraga enak yaa”

“Wuuuhh, enak banget pak” jawab Setya.

“Yaudah, lari 20 putaran mengelilingi lapangan futsal yang ada disana sambil bernyanyi lagu Garuda Pancasila!!” Perintah pak Bagus.

Setya pun menjawab “Aassssyyyaaaapppp”.

Setya langsung berlari, melaju seperti moto GP yang baru di isi bahan bakar. Dia berlari dan bernyanyi dengan lantangnya. “Garuda Pancasila akulah pendukungmu patriot proklamasi..............” suara nyanyian Setya.

“16,...., 17...., 18.... 19....” suara keras pak Bagus yang sedang menghitung berapa putaran larinya si Setya.

“Sudah cukup, kesini Setya..!!” perintah pak Bagus.

“Iya pak, masih ada yang harus saya bantu?” tanya Setya dengan ke bego’an-nya.

“Adddaa, Sseettyaa” jawab pak bagus dengan penuh rasa gemas dengan si Setya.

“Ambil tuh sampu lidi, kemudian bersihkan satu sekolahan ini, sampai bersih”. Perintah pak bagus.

“Siap pak, kami agen Ok Clean siap melayani” jawab Setya dengan menundukkan kepala seakan-akan seperti pegawai swalayan dan salah satu dari agen jasa pembersih online.

Setya pun langsung bergegas mengambil sapu dan segera melaksanakan tugasnya. Eeeehhh tidak hanya disitu saja tingkahnya. Dia menyapu sambil bernyanyi. Yaaa kelihatannya biasa aja siih tapi lirik lagunya yang bikin usap-usap jidat.

“Lihat lah dan bukalah mata hati mu, melihatnya lemah terlukaaa.......” lirik lagu yang dinyanyikan si Setya dengan penuh penghayatan dan rasa iba jika melihatnya. Ditambah ekspresinya yang dibuat-buat kayak orang kelaparan. Tapi emang bener siih dia kelaparan. Sebab tidak sempat sarapan, karena bangun kesiangan.

Tingkah Setya bikin geleng-geleng kepala jika melihatnya. Sebab, bukannya takut dan jera dengan hukuman yang diberikan pak Bagus. Eeeh malah dibikin asik ajaaa, hehehe.

“Astaghfirullaaah” ucap pak Bagus dengan mengusap dadanya.

Jam menunjukkan pukul 9.00 WIB. Setya pun langsung masuk ke kelas. Eehh bukannya belajar dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, dia malah duduk dipojokan dan tidur mendengkur, layaknya beruang yang lagi hibernasi. Ya wajar siih kalau dia nyicil tidurnya dikelas. Sebab semalam begadang ditambah harus dihukum pak Bagus.

Jam kelas menunjukkan pukul 1 siang. Dan merupakan jam waktu pulang sekolah. Semua siswa beranjak pulang dan meninggalkan si Setya yang masih tidur pulas dipojokan. Memang mereka sengaja tidak membangunkan karena ingin mengerjainya.

Jam kelas menunjukkan pukul 1 siang lebih 20 menit. Setya pun bangun dan bingung, dengan lendir yang masih melumasi pipinya.

“Loohh, aku dimana ini, kok sepi?”

Setya pun melihat jam... “anjiirrrr.. kok ga ada yang bangunin gue” ucap Setya dengan nada tinggi.

“Dasar tak berperi ketiduraaaan.....!!!!”

Ya seperti itulah hari-harinya si Setya semasa SMA. Ga ada niatan serius buat sekolah. Ketiduran dikelas itu sudah menjadi kewajiban dan dosa jika melanggarnya, bagi si Setya siihh.

: